
Foto : Ambon Bebas Krisis Air : Dinas PUPR Genjot Program Air Bersih, Ratusan Rumah Segera Nikmati Air Mengalir!
Ambon, Globaltimurnn.com - Impian warga Ambon untuk menikmati air bersih bukan lagi isapan jempol belaka, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ambon terus memacu program penyediaan air bersih sebagai prioritas utama dari 17 Program Unggulan Pemerintah Kota Ambon tahun 2025.
Rabu, (10/12/2025). Kepala Dinas PUPR Kota Ambon, Melianus Latuihamallo, ST, MT, dengan semangat memaparkan progres positif pembangunan air bersih saat ditemui awak media di ruang kerjanya.
Latuihamallo mengungkapkan, program air bersih tahun 2025 ini didanai dari dua sumber utama :
APBD dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Untuk DAK, fokus pembangunan berada di tiga lokasi strategis, yaitu Kayu Putih, Kelurahan Lateri, dan Desa Batu Merah Warasia.
Pekerjaan DAK di tiga lokasi tersebut sudah berjalan sesuai rencana. Bahkan, dua di antaranya sudah rampung 100 persen Sisanya, masih dalam proses dengan progres sekitar 60 persen, ujarnya dengan optimis.
Sementara itu, pembangunan air bersih yang didanai APBD difokuskan di Benteng Karang dan beberapa titik prioritas lain yang sangat dibutuhkan warga.
Untuk wilayah Halong, Pemkot menggandeng PT Tirta Yapono. Sedangkan di Passo Taholah, pekerjaan dilaksanakan melalui APBD namun dikelola oleh pihak terkait. Sinergi ini diharapkan mempercepat realisasi program.
PT Tirta Yapono memiliki wilayah dan sistem pelayanan yang mumpuni. Dana dari APBD kita salurkan untuk mendukung pekerjaan mereka di tiga lokasi : Kesya, Passo Taholah, dan Halong Atas, jelasnya.
Dinas PUPR menargetkan 491 Sambungan Rumah (SR) untuk air bersih yang dikerjakan langsung oleh dinas. Selain itu, PT Tirta Yapono juga berkontribusi dengan mengerjakan sejumlah SR tambahan melalui dukungan APBD Pemkot.
Dari total 191 SR yang dibangun melalui DAK, dua lokasi sudah rampung. Satu lokasi masih dalam proses pengeboran ulang karena sumber air sebelumnya tidak mencukupi.
BTN Kabong Cengkeh menjadi salah satu lokasi yang masih menghadapi tantangan, Latuihamallo menjelaskan bahwa sumber air di lokasi tersebut belum berhasil ditemukan.
"Kami terus berupaya mencari sumber air. Tahun depan, rencananya akan kita alihkan ke sumber lain, kemungkinan di area THR atau dekat Hotel Santika," ungkapnya.
Latuihamallo merinci, total anggaran DAK untuk fisik mencapai sekitar Rp 8,009 miliar, dengan nilai kontrak sebesar Rp 7,3 miliar.
Nilai DAK murni sekitar Rp 4,5 miliar. Sementara APBD yang dialokasikan ke Perumda sekitar Rp 2,2 miliar, dan sisanya sekitar Rp 3 miliar lebih bersumber dari APBD untuk pekerjaan langsung, termasuk Benteng Karang dan kegiatan pokir, jelasnya.
Proyek Benteng Karang kini memanfaatkan sumber air dari PT Tirta Yapono, setelah metode pembangunan sebelumnya dari Balai Sungai yang menggunakan tenaga surya tidak lagi optimal.
"Kita koneksikan dari Jembatan Batu Gong langsung naik ke Benteng Karang, lalu ke rumah-rumah. Pelanggan akan langsung menjadi pelanggan Tirta Yapono," jelasnya.
Untuk tahun 2026, Dinas PUPR berencana mengembangkan layanan air bersih di Lateri dan Wayame yang dianggap sebagai titik prioritas berdasarkan kebutuhan dan jumlah pelanggan.
Debit di dua wilayah itu besar dan rumahnya banyak. Selain itu, Poka dan Amahusu juga butuh penambahan debit, namun anggaran kita terbatas sehingga harus memilih yang paling prioritas, tutupnya. (Za)