Foto : 30 Tahun Domisili Di Desa Waipirit, Dianaktirikan Pemdes Waipirit
Waipirit, Globaltimurnn.com - Satu Keluarga Sopamena kurang lebih selama 30 tahun hidup sebagai warga masyarakat Desa Waipirit, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Serang Bagian Barat, Provinsi Maluku, merasa di anak tirikan oleh pemerintah Desa Waipirit.
Hal ini terlihat jelas pantauan media ini di Desa Waipirit pekan ini, bahkan lewat sumber informasi yang diterima dari sejumlah masyarakat bahwa ternyata benar keluarga Sopamena selama hidup di Desa Waipirit, tercatat sebagai warga penduduk asli Desa Waipirit, namun tidak pernah ada perhatian sedikitpun dari pemerintah Desa baik pada kepala Desa sebelumnya hingga pada empat tahun berjalan kepemimpinan Paulus Luhukay pun tidak tersentuh perhatian.
Nasip kehidupan keluarga Sopamena pada standar ekonomi keseharian-nya di bawa angka kemiskinan, rumahnya sudah ibarat gubuk kecil di tepi kampung, memiliki orang tua jompo yang sudah lanjut usia hampir mencapai 90 an tahun.
Sangat sedih dan sangat di sayangkan jika melihat secara dekat keberadaan dan kondisi keluarga Sopamena selama puluhan tahun hidup sebagai warga masyarakat Desa Waipirit yang tidak pernah ada perhatian pemerintah Desa.
Keluarga ini berharap dengan terpilihnya Kepala Desa Paulus Luhukay sebagai sosok orang tua yang bisa melihat kondisi masyarakatnya, namun sangat di sayangkan lebih buruk lagi kepemimpinan-nya, sedikitpun tidak ada perhatian. Ungkap salah satu warga masyarakat sekitar Sopamena yang ditemui media ini, yang enggan namanya dimediakan
Sumber juga mengatakan" Bukan saja keluarga Sopamena, namun ada beberapa keluarga yang juga berhasil sama, bahkan lebih buruk lagi, ada salah satu keluarga akibat rumah sudah tidak layak, sehingga terpaksa hidup sementara dalam sebuah kios kecil numpang sementara karena rumah sudah tidak layak.
Terlihat jelas bukan saja keluarga Sopamena namun juga ada beberapa keluarga yang hilang harapan karena tidak ada perhatian dari pemerintah Desa Waipirit, padahal DD/ADD cukup besar, belum lagi dana sewa bangunan koperasi yang begitu besar puluhan juta rupiah, ditambah lagi dana bagi hasil galian C ratusan ret pasir, namun hingga saat ini semua uang tersebut termasuk ADD/DD tidak diketahui masyarakat kemana uang tersebut keberadaan-nya. Ungkap sumber menepis sedih
Sumber menambahkan" Saat ini baik BPD, maupun sebagaian staf sudah Jenu dengan kepemimpinan Kades, bahkan hampir sebagian besar masyarakat nyatakan sikap meminta Bupati turunkan Kades karena merasa gagal dalam memimpin, bahkan berbagai sumber keuangan tidak tahu kearah mana pengelolaan-nya.
Kepala Desa Waipirit Paulus Luhukay yang dihubungi terkait rumah tidak layak huni masyarakat Desa Waipirit, hingga berita ini tayang, tidak merespon sedikitpun, konfirmasi awak media. (***)