Diduga Kuat Sebagian Dana Bos Dilalap Habis Oleh Kepsek SMPN 10 Ambon, Honorer 6 Bulan Belum Terbayarkan, Jaksa Diminta Segera Periksa - globaltimurnn.com
SELAMAT DATANG DI MEDIA ONLINE GLOBAL TIMUR NUSANTARA NEWS.COM

News


Kamis, 22 Mei 2025

Diduga Kuat Sebagian Dana Bos Dilalap Habis Oleh Kepsek SMPN 10 Ambon, Honorer 6 Bulan Belum Terbayarkan, Jaksa Diminta Segera Periksa

Foto : Diduga Kuat Sebagian Dana Bos Dilalap Habis Oleh Kepsek SMPN 10 Ambon, Honorer 6 Bulan Belum Terbayarkan, Jaksa Diminta Segera Periksa

Ambon
, Globaltimurnn.com - Tujuan pendidikan secara umum adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 


Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. 


Namun sangat di sayangkan, yang terjadi di SMPN 10 Ambon memanfaatkan pendidikan sebagai lahan pencarian atau menguntungkan diri. 


Informasi ini berhasil di himpun Media ini beberapa pekan ini, yang mana diduga kuat Dana Bos yang mestinya diperuntukan pada kebutuhan sekolah dan siswa namun sayangnya diduga kuat disalahgunakan oleh Kepsek SMPN 10 Ambon. 


Dana Bos SMPN 10 Ambon diduga kuat dicubit oleh Kepsek untuk kebutuhan pribadi-nya, karena diketahui penggunaan Dana Bos belum sampai waktunya sudah habis terpakai. 


Ironis-nya" Akibat kehabisan dana Bos tersebut, sampai - sampai enam bulan gaji guru honorer tidak terbayarkan. 


Bukan saja itu yang terjadi, namun ternyata ada rangkap jabatan penjaga sekolah selain jadi penjaga sekolah jadi juga cloning servis yang di gaji upah-nya sebesar Rp. 500.000,- per bulan, padahal ada penjaga sekolah lain yang di gaji Rp. 700.000 per bulan. 


Bahkan siswa di bebani wajib membayar buku paket sebesar Rp. 175.000,- per buah dan itu di jual oleh guru Mapel. 


Informasi ini berhasil diterima dari salah satu orang tua siswa yang enggan namanya di mediakan, menambahkan juga bahwa mereka resah karena orang tua harus menanggung Rp. 200. 000,- untuk uang ujian sebagai administrasi saat siswa tes praktek, ini praktek pungli yang sedang bergulir di sekolah SMPN 10 Ambon, yang harus menjadi perhatian penegak hukum. 


Kepala sekolah seperti ini harus di copot dari jabatan-nya karena merusak nama baik pendidikan sebagai lembaga pendidik kecerdasan anak bangsa, dan itu tidak akan jalan dengan baik karena adanya penyalahgunaan dana Bos. 


Tidak hanya itu diduga kuat juga suami dari Kepsek mengambil peran dalam pengelolaan dana Bos dan keuangan sekolah sehingga ada guru yang berpotensi kemudian dilengserkan lalu diambil peran oleh suami kepsek, padahal bukan seorang guru pada sekolah SMPN 10 Ambon. 


Kepsek SMPN 10 Ambon Wineke Tuhumury. S. Pd saat di temui di ruang kerja-nya beberapa hari lalu meminta beberapa awak media yang menemui-nya agar jangan di publis kejelekan - kejelekan kinerja kepsek dan sekolah, katanya publis saja yang baik - baik tentang sekolah, ada apa dengan Kepsek dalam kalimat ini, Jaksa diminta segera periksa Kepsek terkait penggunaan dana Bos yang di duga disalahgunakan Kepsek SMPN 10 Ambon. 

Foto : Kepsek SMPN 10 Ambon Wineke Tuhumury. S. Pd

Selain itu, Kepada awak media Kepsek mengatakan" pembelian buku paket itu tidak di paksakan kepada siswa tergantung siapa yang mau. Ungkap Kepsek


Lanjut-nya" Sedangkan terkait cleaning servis Kepsek mengakui benar di bayar Rp. 500.000,- per bulan karena selain cleaning servis dia juga penjaga sekolah, sehingga dari Rp. 500.000,- naik menjadi Rp. 1.500,000,- karena selain penjaga sekolah namun juga clebing servis, menurut-Nya jika mengikuti UMR berarti gaji-nya 3 juta lebih. 


Menurut Kepsek tidak ada uang ujian Rp. 200.000,- namun itu kesepakatan wali kelas dengan ortu siswa, sehingga ortu siswa wajib membayar Rp. 200.000,- setiap siswa ujian, dengan tujuan uang-nya di pakai guna belanja makan, dan acara perpisahan, biaya foto, dan bahkan bayar Ijazah. Jelas Kepsek


Kata Kepsek dulu-nya komite, namun sekarang itu sumbangan sukarela, tambah-nya Rp. 30.000 itu sumbangan sukarela untuk komite, bahkan biaya masuk sekolah bagi siswa baru pun Kepsek meminta per anak sebesar Rp. 10.000. Ujar Kepsek 


Sedangkan terkait gaji honor tenaga guru yang sesuai informasi belum terbayarkan selama 6 bulan itu, Kepsek bersikeras bahwa setiap bulan bayar, dan ada 20 tenaga honor, pembayaran-nya selalu paling lambat tanggal 10 bulan berjalan. Ucap Kepsek


Akhir keterangan-nya Kepsek berdalih bahwa suami-nya tidak pernah ambil alih pekerjaan di sekolah sampai menggeser kan guru yang bekerja apalagi mengendalikan keuangan sekolah. Pungkasnya (Rdks) 

Post Top Ad

TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI MEDIA KAMI, SEMOGA BERMANFAAT