Foto : Warga Di Kabupaten Morowali Keluh, Harga Tabung LPG 3 Kg melambung 95.000, Polisi dan Pemda Terkesan Tutup Mata
Morowali, Globaltimurnn.com - Wilayah Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, di kelilingi oleh begitu banyaknya perusahan besar namun kesejahteraan masyarakat di semua Desa di Kabupaten Morowali tidak terjamin.
Mirisnya Diduga kuat adanya kejahatan berjamaah yang di duga dilakukan pihak pengusaha penjual tabung LPG, bahkan dugaan yang sama pada Kepala Desa, yang sengaja membiarkan hal tersebut terjadi.
Sementara Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, pengecer yang ingin tetap menjual elpiji subsidi harus terdaftar sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina.
Jadi, pengecer kita jadikan pangkalan. Mereka harus mendaftarkan nomor induk perusahaan terlebih dulu," ujar Yuliot di Jakarta, Jumat lalu (31/01/2025).
Pengecer yang ingin menjadi pangkalan bisa mendaftar melalui sistem Online Single Submission (OSS) untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB).
Nomor induk perusahaan diterbitkan melalui OSS. Kalau pengecer ingin jadi pangkalan, perseorangan pun boleh daftar," katanya. Menurut Yuliot, sistem OSS sudah terintegrasi dengan data kependudukan Kementerian Dalam Negeri, sehingga proses pendaftaran bisa dilakukan lebih mudah.
Setelah kebijakan ini berlaku, distribusi elpiji 3 kg akan langsung dari pangkalan ke konsumen tanpa melalui pengecer. Pungkasnya pada salah satu Media Online di Jakarta
Sedangkan di Kabupaten Morowali, beda lagi malahan pengecer untung gila - gilaan.
Hal yang paling menyolok selama pantauan Media ini di beberapa Desa kususnya pada lokasi perusahan terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah ini yakni pada Kecamatan Bahodopi, di dapati di sejumlah Desa jalan rusak total tidak di hiraukan pihak perusahan bahkan pihak pemerintah.
Kesejahteraan rakyat sangat - sangat tidak terjamin, lebih parah lagi BUMDes milik Desa diduga mengait keuntungan dari sejumlah pengusaha yang hendak memasukan barang dagangan-nya ke perusahan, ada indikasi pungutan yang terkesan menguntungkan pihak BUMDes tanpa memperdulikan anggaran yang di kucurkan dari Desa.
Miris-Nya lagi aparat Kepolisian terkesan tutup mata melihat hal - hal buruk terjadi diduga bungkam, hal ini terlihat jelas pantauan Media ini selama sepekan di Morowali sejumlah Desa yang di kelilingi perusahan harga tabung LPG 3 Kg melambung 95.000 per tabung.
Harga tabung tersebut dalam sepekan dua kali naik harga, baru berapa hari lalu baru saja naik dari 35.000 ke 60.000, seminggu kemudian didapati pada beberapa pengecer di Desa Labota dan Makarti sudah naik mencapai 95.000.
Ini kejahatan yang harus di basmi oleh penegak hukum, namun terkesan pihak penegak hukum pun tutup mata.
Padahal pemerintah pusat baru saja dua hari lalu mengumumkan secara resmi harga tabung LPG 3 Kg seharga 19.000 untuk harga subsidi sedangkan industri seharga 25.000, namun bukannya harga tabung tersebut turun malahan naik gila - gilaan, dan menimbulkan keresahan rakyat.
Para pengecer harus di tertipkan karena sengaja mengait keuntungan besar - besaran dari hasil penjualan tabung LPG, padahal di daerah lain yang menjual seharga 35.000 saja di tangkap dan di proses sedangkan di Morowali malahan menjual tidak tau aturan, dan tidak dihiraukan sedikitpun oleh Pemda dan pihak Kepolisian untuk menertibkan. Ungkap salah satu warga dari Desa Labota yang enggan namanya di Mediakan
Sampai berita ini diturunkan pihak Polres Morowali dan Pemda Morowali belum bisa terhubung. (V374)