"Nataru di Ujung Tanduk : Pedagang Terminal Ambon Merayu Pemkot Demi Secercah Harapan" - globaltimurnn.com
SELAMAT DATANG DI MEDIA ONLINE GLOBAL TIMUR NUSANTARA NEWS.COM

News


Rabu, 10 Desember 2025

"Nataru di Ujung Tanduk : Pedagang Terminal Ambon Merayu Pemkot Demi Secercah Harapan"

Foto :  "Nataru di Ujung Tanduk : Pedagang Terminal Ambon Merayu Pemkot Demi Secercah Harapan"

Ambon
, Globaltimurnn.com - Di tengah gemerlap lampu Natal yang mulai menghiasi Kota Ambon, denyut nadi perekonomian kecil justru berdegup kencang di Terminal A dan B. Hadiyanto Junaidi S.IP, anggota DPRD Kota Ambon dari Fraksi Hanura, turun gunung menyerap aspirasi para pedagang yang terhimpit antara harapan dan ketidakpastian. 


Reses Masa Sidang I Tahun 2025-2026 ini menjadi panggung bagi jeritan hati para pelaku UMKM, yang berjuang di tengah himpitan harga kebutuhan pokok dan kebijakan yang belum berpihak.

 

Selasa, (09/12/2025). Di Cafe The Robot, Batu Merah, keluh kesah pedagang terminal menggema, Mereka memohon agar Pemkot Ambon memberikan angin segar berupa izin berjualan lebih awal, mulai pukul 18.00 WIT, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Bagi mereka, waktu adalah uang. Semakin cepat mereka menjajakan dagangan, semakin besar pula peluang untuk meraup rezeki.

 

Setelah pukul 21.00, pembeli sudah sepi. Kami mohon agar diberi kesempatan berjualan lebih awal, ujar salah seorang pedagang dengan nada memelas.

 

Hadiyanto Junaidi, dengan sigap, berjanji akan memperjuangkan aspirasi mereka. "Kami di Komisi II akan memanggil Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan pihak terkait lainnya untuk membahas masalah ini," tegasnya.

 

Namun, masalah ini bukan sekadar tentang jam berjualan. Lebih dari itu, ini adalah tentang kepastian. Para pedagang terminal, meski tidak berjualan di lokasi resmi, tetap berkontribusi pada PAD melalui retribusi kebersihan dan pungutan lainnya, Mereka berhak mendapatkan tempat yang layak untuk mencari nafkah.

 


Rencana Pemkot untuk merelokasi pedagang ke kawasan Mardika, khususnya Pasar Apung, masih menjadi misteri. Siapa yang akan dipindahkan? Kapan? Belum ada jawaban yang jelas. Pengalaman pahit relokasi ke Pasar Gedung Putih, yang sepi pengunjung, masih membekas di benak para pedagang.

 

Tugas kami adalah mencari nafkah. Jika kami ditempatkan di tempat yang tidak ada pembeli, bagaimana kami bisa bertahan, keluh seorang pedagang dengan nada putus asa.

 

Dalam jangka pendek, para pedagang hanya meminta satu hal : izin berjualan di Terminal A dan B selama masa Nataru dan Lebaran, Mereka berjanji tidak akan membangun lapak permanen, melainkan hanya bongkar-pasang setiap malam. Mereka juga berkomitmen untuk kembali tertib setelah momentum tersebut berakhir.

 

Sebagai langkah konkret, Komisi II akan memanggil Sekretaris Kota Ambon, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penertiban dan Penataan Terminal, untuk membahas relokasi dan penyediaan lokasi yang lebih layak bagi pedagang.

 

"Kami tidak hanya bicara tentang kebutuhan Nataru, tetapi juga tentang penataan yang berkelanjutan. Konsep penataan menyeluruh harus segera disampaikan Pemkot agar masalah ini tidak terus berulang setiap tahun," tegas Hadiyanto.

 

Penertiban memang penting untuk menjaga ketertiban kota. Namun, pemerintah juga harus memastikan bahwa ada ruang yang adil bagi para pedagang yang selama ini menggantungkan hidup di kawasan terminal. Di tengah hiruk pikuk persiapan Natal dan Tahun Baru, nasib para pedagang terminal ini menjadi ujian bagi Pemkot Ambon. Mampukah mereka memberikan secercah harapan bagi para pelaku UMKM ini. (Za)

Post Top Ad

TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI MEDIA KAMI, SEMOGA BERMANFAAT