Asal Usul Santa Claus yang Sering di Maknai Pada Hari Natal - globaltimurnn.com
SELAMAT DATANG DI MEDIA ONLINE GLOBAL TIMUR NUSANTARA NEWS.COM

News

Sabtu, 06 Desember 2025

Asal Usul Santa Claus yang Sering di Maknai Pada Hari Natal

Artikel, Oleh: Eston Halamury 


Foto : Asal Usul Santa Claus yang Sering di Maknai Pada Hari Natal

Ambon
, Globaltimurnn.com - Memasuki suasana dan perayaan Natal di akhir selalu dihadiri sosok pemberi hadiah jalanan dan kepada anak-anak. Sosok tersebut adalah wajah yang tidak asing lagi bagi seluruh kalangan masyarakat kota ataupun desa yang dikenal dengan seorang jalanan dan pemberi hadiah natal kepada banyak orang, ia adalah Santa Claus yang selalu membawa sejuta kebahagiaan dan memberikan hadiah bagi orang-orang miskin juga kepada anak-anak. 


Banyak orang mulai tertarik dan terus ingin berpartisipasi aktif serta berperan sebagai Santa Claus, namun dapat kita ketahui masih terdapat sejumlah kalangan masyarakat yang belum tahu maknanya secara mendalam dan memahami struktur sejarahnya yang panjang.


Jika anda adalah bagian dari salah satunya mari simak uraian berikut agar ikon budaya yang dikembangkan ini bisa dipahami secara komprehensif.


Sejarah dan Asal usul Santa Claus Legendaris Santo Nikolas (St. Nicholas) merujuk pada nama Santa Claus yang berasal dari bahasa Belanda "Sinter Klaas" yang merupakan kependekan dari Sinter Nikolas (Santo Nikolas). Ia adalah uskup di Myra (sekarang Turki) yang hidup di abad ke-4. Asal mula terciptanya tokoh Santa Claus berawal dari sosok Santo Nikolas (Saint Nicholas), seorang uskup Kristen di Myra (sekarang bagian dari Turki) pada abad ke-4. Ia dikenal sebagai sosok yang suka memberikan hadiah secara diam-diam kepada orang-orang miskin, terutama anak-anak. Salah satu cerita terkenalnya adalah saat ia memberikan emas kepada tiga gadis miskin agar mereka gak dijual sebagai budak.


Selain itu juga Saint Nicholas dikenal sebagai seorang dermawan.


Legenda Santo Nikolas menyebar, lalu diadopsi oleh masyarakat Belanda yang menyebutnya sebagai Sinter-Klaas. Di Belanda, Sinter-Klaas digambarkan sebagai seorang pria baik dengan jubah uskup yang membawa hadiah untuk anak-anak. 


Ketika para imigran Belanda membawa tradisi ini ke Amerika Serikat pada abad ke-17, Sinter-Klaas mulai berubah. Di tangan budaya baru, ia menjadi Santa Claus, sosok yang lebih kasual, ceria, dan identik dengan musim dingin.


Sedangkan di Amerika, Santa Claus menjadi ikon Natal yang kita kenal sekarang. Ia digambarkan sebagai pria tua berjanggut putih, mengenakan pakaian merah cerah, dan mengendarai kereta salju yang ditarik oleh rusa kutub. 


Evolusi ini diperkuat oleh puisi abad ke-19 seperti "'Twas the Night Before Christmas" dan iklan Coca-Cola di abad ke-20, yang membantu memperkenalkan Santa Claus sebagai simbol kebahagiaan, keceriaan dan kehangatan Natal.


Dari kisahnya, seorang uskup berubah menjadi sosok kakek-kakek periang dengan jenggot besar yang membawa banyak hadiah dan diantar oleh kereta rusa yang bisa terbang. Modifikasi ini membuat Santa Claus akhirnya menjadi bagian dari budaya besar yang terpopuler masa kini.


Pada perkembangan legendanya, kisah kebaikan Nikolas menyebar dan ia dihormati sebagai pelindung anak-anak dan pelaut. Legenda ini berkembang seiring waktu, terutama di Eropa, dan menjadi dasar cerita Santa Claus modern. 


Penampilan modern pun mulai menampilkan sosok Santa Claus yang dikenal sekarang digambarkan sebagai pria tua yang gemuk, periang, berjanggut putih panjang, memakai setelan merah dengan hiasan bulu putih, sabuk hitam, dan topi merah. 


Sesuai dengan aktivitasnya, Ia tinggal di Kutub Utara, memiliki rusa-rusa sebagai penarik kereta saljunya, dan diam-diam memberikan hadiah kepada anak-anak di malam Natal. 


Simbolisme daripada Santa Claus ini melambangkan semangat kedermawanan, kebahagiaan, dan cinta kasih di musim Natal, mendorong anak-anak untuk berbuat baik dan berbagi dengan sesama. (V374) 

Post Top Ad

TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI MEDIA KAMI, SEMOGA BERMANFAAT