
Foto : Mansur Tuharea Sosok Rendah Hati, Memilih Jadi Petani
SBB, Globaltimurnn.com - Biasanya, setelah lengser dari jabatan strategis seperti Sekretaris Daerah, seorang mantan birokrat memilih untuk menikmati masa pensiun yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk urusan publik.
Namun, tidak bagi Mansur Tuharea, Baginya, pensiun bukanlah garis finish, melainkan sebuah garis start baru untuk sebuah lomba yang lebih bermakna dalam membangkitkan ekonomi rakyat di Seram Bagian Barat.
Pantauan media ini sore kemarindi lahan Mansur Tuharea, terlihat jelas aktifitas Mansur Tuharea sosok orang tua rendah hati yang sedang giat beraktifitas sebagai petani jagung. Sabtu, 15/11/2025
Selain itu, Mansur juga sering mengaplod setiap aktifitas-nya di medsos, Akun Facebook-nya bukan sekadar album kenangan, melainkan sebuah live report yang penuh semangat.
Di sana, kita tidak melihat foto-foto di balik meja kantor yang megah, tetapi dokumentasi nyata seorang Mansur yang berdiri di atas lumpur kebun, berjabat tangan dengan petani, dan matanya yang berbinar melihat tunas - tunas tanaman yang mulai menghijau.
Inilah esensi kepemimpinan sejati, ketika wewenang formal telah berakhir, tapi kewibawaan dan pengaruh justru bermekaran dalam wujud aksi nyata.
Mansur Tuharea telah beralih dari seorang policy maker menjadi seorang field mover, Dengan kapasitasnya yang dahulu memahami betul peta birokrasi dan celah-celah program pembangunan, ia kini menjadi jembatan emas yang menghubungkan harapan petani dengan akses yang selama ini mungkin sulit mereka jangkau.
Ia tidak lagi memerintah dari menara gading, tetapi turun langsung menjadi katalisator dan fasilitator.
Lihatlah postingannya, Setiap kata yang ia tulis tentang kelompok tani di berbagai desa bukanlah retorika kosong, Itu adalah cerita tentang optimisme yang terukur, Ia tidak hanya menyemangati, tetapi membuka pasar, mempertemukan dengan mitra, dan memperkenalkan teknik-teknik bercocok tanam yang lebih efisien, Desa Hatunuru di Kecamatan Taniwel Timur menjadi saksi.
Ia memahami bahwa akar permasalahan ekonomi di SBB seringkali terletak pada isolasi dan kurangnya akses, Dengan menggerakkan kelompok tani, ia membangun kekuatan kolektif.
Seorang petani dengan sepetak ladang adalah pejuang yang rentan, tetapi puluhan petani dalam satu kelompok yang terorganisir dengan baik adalah sebuah kekuatan ekonomi yang tak terbendung.
Mansur Tuharea sedang menulis ulang definisi "pensiun". Baginya, masa ini adalah panggung kedua untuk berkontribusi dengan cara yang lebih otentik, lebih membumi, dan lebih langsung menyentuh hidup orang banyak.
Ia adalah bukti bahwa kepemimpinan tidak ditentukan oleh kursi, tetapi oleh komitmen untuk terus menciptakan nilai bagi masyarakat.
Dalam setiap langkahnya mengunjungi desa-desa, tersimpan sebuah pesan kuat "kebangkitan ekonomi SBB tidak akan dimulai dari proyek mercusuar, tetapi dari kebun-kebun kecil yang ditangani dengan penuh ilmu, semangat kebersamaan, dan akses yang terbuka lebar.
Teruslah berkarya, Mansur Tuharea, Jejakmu bukan hanya tentang tanaman yang tumbuh, tetapi tentang harga diri dan kemandirian ekonomi warga SBB yang kembali bersemi, Anda adalah inspirasi bahwa pahlawan pembangunan sejati adalah mereka yang tidak pernah berhenti bekerja, sekalipun seragam dinasnya telah lama disimpan. (V374)
