![]() |
Foto : Masih Jauh Dari Harapan, |
SBB, Globaltimurnn.com - Ini bukan sekedar keluhan, tapi jeritan darurat dari jantung Pulau Seram!!!!
Kepada Bapak/Ibu Pemegang Kebijakan di Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat dan Pemerintah Pusat, Kami warga Kecamatan Inamosol tidak lagi meminta, tapi MENUNTUT perhatian segera atas kondisi infrastruktur jalan dan jembatan yang bukan hanya memprihatinkan, tapi SANGAT MEMBAHAYAKAN dan MEMATIKAN POTENSI wilayah ini. Apa yang kami alami bukan sekadar ketidaknyamanan, tapi darurat kemanusiaan dan ekonomi yang terabaikan puluhan tahun!
Ruas jalan penghubung antar-desa di Inamosol lebih mirip kubangan lumpur dan kubangan batu di musim hujan, serta padang debu dan bongkahan karang tajam di musim kemarau. Aspal? Hanya kenangan. Dasar jalan berlubang sedalam lutut orang dewasa bukanlah pengecualian, melainkan pemandangan sehari-hari. Kendaraan roda dua nyaris mustahil melintas dengan aman, mobil sekalipun harus merangkak seperti tentara di medan perang. Berapa banyak nyaris celaka? Berapa banyak kendaraan rusak parah yang harus ditanggung rakyat kecil?
Beberapa jembatan vital, terutama di Desa Inamosol sendiri dan desa-desa sekitarnya, berada dalam kondisi KRITIS. Kami tidak berlebihan menyebutnya bom waktu. Jika ada yang runtuh maka itu BUKAN skenario mustahil, itu akan menjadi tragedi yang sebenarnya bisa dicegah. Apakah pemerintah baru akan bertindak setelah ada korban jiwa?
Hasil bumi melimpah; cengkeh, pala, kelapa, damar, kemiri, umbi-umbian, sayuran, berbagai jenis buah, semuanya terperangkap di desa. Pedagang enggan masuk karena biaya perawatan kendaraan membengkak dan risiko kecelakaan tinggi. Harga jual produk petani anjlok karena ongkos transportasi tak masuk akal. Potensi ekonomi Inamosol terkubur di bawah lumpur dan jalan berlubang. Bagaimana desa bisa maju? Bagaimana anak-anak muda bisa berharap jika akses ke pasar dan peluang terputus?
Akses darurat ke Puskesmas? Nyaris mustahil dengan cepat. Evakuasi warga sakit kritis? Sebuah perjuangan berat yang mempertaruhkan nyawa. Anak-anak sekolah harus berjalan puluhan kilo meter menyusuri jalan rusak dan jembatan rapuh, seringkali dalam kegelapan. Hak dasar atas kesehatan, pendidikan, dan keselamatan warga Inamosol DIABAIKAN oleh kondisi jalan yang memalukan ini.
Ini Bukan Hanya Soal Aspal dan Beton, Tapi Soal KEDAULATAN NEGARA!
Pemerintah hadir untuk melindungi dan memakmurkan rakyatnya. Ketika infrastruktur dasar di sebuah kecamatan dibiarkan hancur seperti ini selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, apakah ini bentuk perlindungan? Apakah ini bukti kemakmuran? Ini adalah pengingat pahit betapa daerah terpencil kerap menjadi anak tiri dalam pembangunan.
Tuntutan Mendesak Warga Inamosol:
Segera lakukan audit keselamatan menyeluruh pada SEMUA jembatan di Kecamatan Inamosol. Tidak cukup tambal sulam! Kami membutuhkan REHABILITASI DAN PENGASPALAN BERKUALITAS menyeluruh pada ruas-ruas jalan utama penghubung desa se-Kecamatan Inamosol, dimulai dari Desa: Kawatu - Rumberu, Rambatu, Manusa, Hukuanakota, Honinitetu, Rumahtita, Imabatai, Sukawati, Ursana, termasuk penduduk relokasi di kilo meter 9.
Proyek ini harus menjadi PRIORITAS ABSOLUT dalam APBD Kabupaten Seram Bagian Barat dan didukung pendanaan pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) atau program strategis nasional.
Libatkan perangkat desa dan tokoh masyarakat dalam pengawasan. Hindari birokrasi yang berbelit. Warga Inamosol sudah terlalu lama menunggu janji.
Pastikan proyek perbaikan jalan dan jembatan dilaksanakan dengan kualitas terbaik, bukan asal-asalan. Warga akan menjadi pengawas aktif.
Pemerintah Pusat dan Bupati Seram Bagian Barat!
Inamosol adalah bagian tak terpisahkan dari NKRI. Darurat infrastruktur di sini adalah aib bagi pembangunan daerah dan nasional. Jangan biarkan kecamatan ini semakin terisolasi dan tertinggal.
Kami tidak akan diam!
Kami akan terus bersuara, mendokumentasikan setiap bahaya, setiap kerusakan, dan setiap ketidakpedulian. Kami akan membagikannya seluas-luasnya. Kami akan meminta pertanggungjawaban.
Perbaiki jalan dan jembatan Inamosol sekarang juga! Selamatkan nyawa, selamatkan ekonomi, buktikan kehadiran negara! (***)