Foto : Bupati Piet; Penerapan Perda Nomor 2 Tahun 2025 Tentang Hilirisasi Buah Kelapa.
Halut - Globaltimurnn.com - Keterangan Pers oleh Bupati Kabupaten Halmahera Utara Dr Piet Hein Babua, M.Si terkait Penerapan Perda Nomor 2 Tahun 2025 Tentang Hilirisasi Buah Kelapa. Hal itu disampaikan saat melakukan konfrensi Pers bersama para Wartawan di dalam ruang meeting Bupati Halmahera Utara. Rabu (02/07/2025).
"Bupati menjelaskan" bahwa sebuah kebijakan itu memiliki latar belakang historis untuk langkah kebijakan selanjutnya. Jadi kalau dilihat dari historis, buah kelapa ini hanya menjadi olahan kopra. Harga kopra sejak puluhan tahun selalu naik turun. Dan harga itu tidak bisa diintervensi oleh Pemerintah untuk menekan pembeli agar harganya naik. Kalaupun dipaksakan, pemerintah hanya bisa memberikan subsidi. Selain itu tidak ada lapangan kerja bagi masyarakat dan tidak ada pemasukan PAD untuk daerah. selain itu juga, Kita lihat sendiri, naiknya harga kopra tidak dapat bertahan lama akan turun lagi, jadi lebih banyak turun dari pada naik.
"Lanjut Bupati," Hal ini, beda dengan adanya industri. Sebab harga beli industri tidak akan mengalami turun harga, Karena produk hasil olahan industri harga pasarannya tidak pernah turun, maka harga beli buah kelapa dari petani juga tidak akan turun, dan kalaupun turun sudah dipastikan tidak akan membebani petani kelapa. Selain itu keberadaan industri juga membuka lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja yang begitu banyak. Sehingga, Daerah mendapatkan pemasukan PAD melalui pajak, dan dari pajak ini daerah sudah dipastikan mampu menjalankan program pembangunan demi untuk kesejahteraan masyarakat.
Kita harus memiliki pemikiran yang luas untuk berpikir kemasa depan, bukan untuk hari ini. Maka itu, kenapa harus ada Perda Hilirisasi Buah Kelapa, tujuannya agar produk lokal yang kita miliki bisa diolah di daerah ini, sehingga memberikan manfaat kepada daerah dan masyarakat dalam waktu yang lama. Sebagai petani kelapa jangan tergiur dengan harga yang diberikan oleh pembeli dari luar daerah, karena itu tidak memiliki jaminan untuk bertahan lama. "Mereka hanya datang saat harga kepala naik, dan mereka akan menghilang saat harga kelapa turun. " Ungkap Bupati."
Pengalaman dulu ada beberapa industri di Halmahera Utara, saat berdirinya industri itu banyak pembeli kelapa datang dengan harga yang tinggi, sehingga industri itu harus tutup karena kekurangan bahan baku kelapa, dan begitu industri itu tutup, harga pasaran kelapa turun drastis, dan saat itu tidak ada lagi pembeli-pembeli yang datang membeli kelapa di daerah ini. Semoga ini jangan terjadi lagi di Halmahera Utara. "Ucap Bupati."
Bupati juga menyampaikan Pemerintah Piet-Kasman saat ini telah melakukan beberapa langkah dibidang ekonomi untuk menopang ekonomi daerah yang bertujuan untuk kepentingan masyarakat Halmahera Utara. Salah satunya, menjadikan Pelabuhan Tobelo sebagai Pelabuhan ekspor nasional dan Internasional dan ini akan berjalan beberapa bulan kedepan lagi. Hal ini kami lakukan agar produk-produk lokal daerah Halmahera Utara dapat kita ekspor langsung ke luar negeri karena kami telah memiliki jalur perdagangan internasional. Dan beberapa bulan kedepan kontainer akan masuk menumpuk di Pelabuhan Tobelo. "Pungkas Bupati."
Maka itu, pemerintah Halmahera Utara dibawah pimpinan Piet - Kasman saat ini terus melakukan lobi-lobi ke pusat untuk menggaet investor membangun Industri pengelolaan bukan saja kelapa tapi seluruh hasil tani yang ada di Halmahera Utara. Hal ini kami lakukan, karena kami berpikir, kita jangan terlalu berharap dengan apa yang sudah ada saat ini, tetapi kita harus membuat terobosan baru agar masyarakat kita ini kembali memiliki kesejahteraan ekonomi dan sosial. "Tutup Bupati mengakhiri." (Yansen)