Foto : Terkait JKN, DPRD Minta Penjelasan Kapus Waisala Dan Kadis Kesehatan
Piru, Globaltimurnn.com - Menyikapi persoalan yang terjadi di puskesmas Waisala DPRD Kab. SBB Komisi III mengambil langkah cepat dengan menghadirkan kepala puskesmas Waisala dan kepala Dinas Kesehatan Kab. SBB dalam. Rapat dengar pendapat bersama Komisi III yang di gelar pada ruang rapat Komisi III, jumat kemarin pagi pukul 10 : 00 Wit. Jumat 31/01/2025
Dalam rapat tersebut di hadiri oleh Ketua Komisi III, Andi Nur Akbar di dampingi anggota Komisi III, Petronela Jetkel Monica Istia, Syahril Makatita, Ridal Jufri Kaisupy, La Ode Masihu, Sepanya Urbanus Seay dan Sumardi.
Kepada awak Media Ketua Komisi III DPRD SBB, Andi Nur Akbar mengatakan" Pihaknya mengundang pihak puskesmas Waisala dan pihak kepala. dinas Kesehatan untuk hadir dan dapat menjelaskan terkait permasalahan yang terjadi di puskesmas Waisala dalam hal ini adalah terkait Jaminan Kesehatan nasional (JKN). Sebut Andi
Kata Andi" Dalam rapat tersebut, pihaknya bersama pihak puskesmas dan pihak kepala Dinas kesehatan yang di wakili oleh staf Dinas kesehatan membahas soal dugaan pemotongan JKN yang dilakukan pihak puskesmas Desa Waisala. Sebut Andi
Dikatakan-nya" Terkait pemotongan tersebut itu diatur oleh regulasi pada komponen tunjangan yang mana di potong satu persen dari jasa medis. Jelas Andi
Pemotongan satu persen itu baru berjalan dari tahun 2023 sementara dari kementerian keuangan itu harus di potong dari tahun 2020 sehingga menjadi temuan yang harus di kembalikan" ujarnya, hal itu juga di benarkan oleh pihak BPJS SBB. Ungkap Andi
Andi menambahkan" untuk menyelesaikan masalah JKN Kapitasi dan Non Kapitasi yang ada di puskesmas desa Waisala maupun lainya itu kita harus mendapat kejelasan langsung dari kepala Dinas Kesehatan SBB sehingga tidak menjadi asumsi ataupun kesalahan persepsi publik. Terangnya
Kami juga akan melihat persoalan JKN bukan saja di puskesmas desa Waisala tetapi puskesmas lain juga karena di khawatirkan hal serupa juga terjadi di puskesmas lain. Tambah-nya
Hal inilah yang harus kita hindari agar pelayanan kesehatan di SBB kedepan jadi lebih baik lagi. Pungkasnya (Rdks)