Pemkab Malteng Dan Pemprov Mal Masih Diam Liat Bencana Di Negeri Suli, Raja Suli Sikapi Cepat - globaltimurnn.com
SELAMAT DATANG DI MEDIA ONLINE GLOBAL TIMUR NUSANTARA NEWS.COM

News

Rabu, 06 Agustus 2025

Pemkab Malteng Dan Pemprov Mal Masih Diam Liat Bencana Di Negeri Suli, Raja Suli Sikapi Cepat

Foto : Raja Negeri Suli Hans Habel Suitela Tengah berada pada salah satu rumah warga dampak bencana banjir diLokasi Kali Wayari Negeri Suli

Suli
, Globaltimurnn.com - Kepedulian seorang pemimpin tidak cukup hanya dengan ucapan, tetapi diwujudkan melalui tindakan nyata. Hal inilah yang ditunjukkan oleh Raja Negeri Suli, Habel Suitella, yang dengan sigap turun langsung membantu warganya yang terdampak banjir akibat luapan Kali Wayari di Dusun Wainusalaut, Negeri Suli.


Musibah yang terjadi beberapa hari lalu ini merendam permukiman warga dan menyebabkan kerusakan serius pada lima buah rumah warga setempat, yakni dua keluarga Hutubesi, satu keluarga Tuhehai, satu keluarga Matruty, dan satu keluarga Titarsole. 


Peristiwa ini bukan kejadian pertama. Luapan Kali Wayari telah terjadi secara berulang selama tiga tahun terakhir, namun belum juga mendapatkan penanganan permanen dari pemerintah kabupaten maupun provinsi.


“Setelah kejadian ini, kami dari pemerintah negeri tidak tinggal diam, Saya turun langsung ke lokasi, dan kami segera bertindak,” tegas Raja Habel atau akrab di sapa Hans Suitela saat ditemui Wartawan media Gakorpan News di lokasi kejadian. Rabu (6/8/25).


Dalam upaya penanganan darurat, Raja Habel atau akrab di sapa Hans Suitella mengambil langkah cepat dengan meminjam alat berat (eksavator) dari perusahaan lokal, Paris Jaya, yang dipimpin oleh Carlos Frans. 


Pemerintah negeri menanggung seluruh biaya operasional, mulai dari BBM, makan, minum, hingga rokok operator alat, asal Penanganan awal dilakukan secara swadaya tanpa campur tangan dari pemerintah kabupaten maupun provinsi.


Tidak hanya itu, pemerintah negeri juga memberikan bantuan langsung kepada keluarga Matruty yang rumahnya rusak berat dan kini menumpang di rumah tetangga, Rumah yang ditempati sementara masih dalam kondisi belum layak huni karena belum dipasangi pintu dan jendela. 


Melihat kondisi itu, Raja Negeri Suli memerintahkan langsung pengadaan dan pemasangan pintu serta jendela agar keluarga tersebut dapat tinggal dengan aman dan layak.


Lebih jauh lagi, pemerintah negeri juga menangani pemindahan jenazah dari halaman rumah keluarga Matruty, yang sudah dimakamkan lebih dari dua tahun lalu, ke pemakaman umum, Dana untuk peti jenazah dan proses pemakaman ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah negeri.


“Ini bentuk tanggung jawab kami sebagai pemimpin, di Negeri ini, Tidak bisa menunggu janji-janji dari atas yang belum tentu datang,” ujar Raja Habel


Raja Habel mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah kabupaten dan provinsi yang hingga kini belum menunjukkan langkah konkret, Warga bahkan sempat melakukan aksi tutup jalan di depan Jembatan Kali Wayari, sebagai bentuk protes dan seruan agar pemerintah lebih peka terhadap kondisi yang mereka alami.


“Kami sudah buat surat ke BPBD, ke bupati, ke Balai Sungai, dan Dinas PU, Mereka datang hanya melihat-lihat, tapi tidak ada tindakan lanjutan, Waktu musibah pertama tanggal 26 Juni, Wakil Bupati memang sempat datang ke lokasi, tapi setelah itu tidak ada tindak lanjut sama sekali,” ungkapnya.


Meski begitu, Pemerintah Provinsi melalui Dinas Sosial telah memberikan bantuan kepada warga terdampak berupa makanan siap saji, selimut, perlengkapan bayi, dan kebutuhan dasar lainnya, Pemerintah Negeri Suli masih menunggu bantuan tambahan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku. 


Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah hingga kini belum menunjukkan perhatian serius terhadap kejadian ini, padahal Negeri Suli merupakan salah satu daerah yang ada di Kabupaten Maluku Tengah, termasuk penyumbang suara dalam politik terbanyak di Kecamatan Salahutu untuk Bupati dan Wakil Bupati sekarang. 


Raja Suli berharap agar pemerintah provinsi dan kabupaten tidak lagi menunggu musibah terjadi baru bergerak, Ia menegaskan perlunya pembangunan talut atau bronjong permanen di sepanjang Kali Wayari untuk mencegah bencana berulang.


“Jangan sampai nanti banjir besar baru semua panik, Sekarang musim kemarau, saatnya lakukan pencegahan sebelum musim hujan tiba,” katanya.


Di tengah penanganan yang sedang berjalan, Raja Negeri Suli juga mengingatkan masyarakat agar tidak lagi membangun rumah di bantaran kali atau sungai, Menurutnya, kejadian ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.


“Ini musibah alam, jangan saling menyalahkan, Tapi mari ambil hikmah dari kejadian ini, Jangan lagi bangun rumah di bantaran kali, Kita harus belajar dari pengalaman pahit ini,” imbuhnya.


Raja Suli turut mengapresiasi keterlibatan aparat TNI dan Polri, termasuk Bhabinkamtibmas, Polsek Salahutu, serta Danramil Salahutu, yang turut membantu proses evakuasi dan penanganan di lapangan. 


Di akhir keterangannya, Raja Negeri Suli berharap perhatian serius dari Bupati Maluku Tengah dengan datang langsung ke lokasi kejadian untuk melihat sendiri kondisi yang terjadi. 


“Kami harap Bupati bisa datang sendiri lihat kondisi ini, Jangan hanya wakil yang datang lalu hilang, Kami juga minta agar Dinas Sosial Kabupaten dan BPBD bisa turun segera, Masyarakat butuh rumah layak, bukan hanya janji,” Tegas Suitella. (Tim) 

Post Top Ad

TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI MEDIA KAMI, SEMOGA BERMANFAAT