Oleh: Tim Peduli Perencanaan Pembangunan Daerah Untuk Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat
Foto : Damar,, Harta Karun Hijau Seram Bagian Barat Yang Terkunci
SBB, Globaltimurnn.com - Seram Bagian Barat (SBB) menyimpan sebuah "harta karun" yang selama ini terpendam dan belum dimanfaatkan secara optimal: pohon damar.
Komoditas lokal ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, bahkan mampu mengungguli komoditas perkebunan besar seperti kelapa sawit.
Dalam rangka menunjang program visi misi Agromarine Kabupaten SBB, potensi emas hijau ini perlu dibangkitkan melalui pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal.
DAMAR VS SAWIT EMAS HIJAU YANG TERABAIKAN
Berdasarkan estimasi masyarakat, kawasan pegunungan SBB memiliki sekitar 200.000 pohon damar yang tersebar di berbagai desa, Nilai strategis komoditas ini terlihat jelas ketika dibandingkan dengan kelapa sawit.
Sebuah analisis sederhana menunjukkan bahwa satu pohon damar dapat menghasilkan nilai ekonomi setara dengan lebih dari dua pohon sawit.
Dengan produksi 200 kg per pohon per tahun dan harga jual ke petani sekitar Rp 20.000 per kg, nilai per pohon damar mencapai Rp 4 juta per tahun. Bandingkan dengan sawit yang, meski menghasilkan 600 kg, hanya dihargai Rp 3.000 per kg, sehingga nilainya Rp 1,8 juta per pohon.
Damar adalah aset berharga yang tumbuh alami, tidak membutuhkan pupuk kimia, dan ramah lingkungan, Ia adalah investasi berkelanjutan yang bisa diwariskan kepada anak cucu.
MEMBANGKITKAN HARAPAN BARU
Dengan potensi yang ada, damar dapat menjadi penggerak ekonomi utama SBB, Dalam skenario konservatif dengan 100.000 pohon produktif, nilai ekonominya mencapai Rp. 400 miliar per tahun, Jika seluruh 200.000 pohon produktif, angkanya bisa mencapai Rp 800 miliar per tahun.
Nilai sebesar Rp 400 miliar, jika dinikmati oleh 10.000 kepala keluarga, setara dengan tambahan pendapatan Rp 40 juta per keluarga per tahun, Ini adalah pendapatan berulang yang mengalir langsung ke kantung masyarakat, berbeda dengan model ekstraktif seperti tambang.
PASAR GLOBAL DAN KUNCI PENINGKATAN NILAI
Pasar global untuk resin alam seperti damar diperkirakan bernilai miliaran dolar AS, Untuk menembus pasar premium ini, SBB membutuhkan pendekatan profesional, terutama melalui sertifikasi internasional seperti sertifikasi organik, perdagangan adil (Fairtrade), dan keamanan pangan.
Sertifikasi ini akan menjadi "paspor" bagi damar SBB untuk masuk pasar Amerika dan Eropa, sekaligus meningkatkan harga jual di atas Rp 20.000 per kg, Dampaknya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) SBB akan meningkat signifikan.
INFRASTRUKTUR JALAN ADALAH KUNCI PEMBUKA POTENSI
Akar masalah dari segala potensi yang terpendam ini adalah infrastruktur, Pembangunan jalan Waipirit-Taniwel dan Rambatu-Lumatal bukan sekadar tentang aspal, melainkan tentang membangun jalur kehidupan ekonomi baru.
Investasi ini akan menghasilkan manfaat ganda, Pertama, penghematan bahan bakar subsidi yang signifikan, Perhitungan estimatif menunjukkan potensi penghematan hingga Rp 3,3 miliar per tahun bagi negara dan masyarakat dengan mempersingkat jarak tempuh.
Kedua, peningkatan pendapatan petani, Akses jalan yang memadai akan menekan biaya logistik, memungkinkan petani menjual getah damar berkualitas tinggi dengan margin harga yang lebih baik.
REKOMENDASI UNTUK MEWUJUDKAN VISI AGROMARINE
Untuk mewujudkan potensi ini, kami merekomendasikan beberapa langkah kebijakan:
Validasi dan Pemetaan
Dinas Kehutanan melakukan pendataan dan pemetaan partisipatif populasi dan areal damar.
• Perencanaan Infrastruktur. Menjadikan pembangunan jalan Waipirit-Taniwel dan Rambatu-Lumatal sebagai Proyek Prioritas Nasional.
• Peningkatan Kapasitas. Dinas Perdagangan dan Koperasi mempersiapkan program peningkatan mutu getah, pembentukan koperasi petani yang kuat, dan memulai proses sertifikasi internasional.
• Gerakan Penanaman Massal. Menggiatkan budidaya damar di sepanjang koridor jalan dengan target "1 Keluarga, 1 Hektar".
• Pembinaan Intensif. Dinas terkait aktif melakukan pendampingan teknis dan motivasi kepada masyarakat.
• Optimalisasi Dana Desa. Mengarahkan dan memantau alokasi Dana Desa untuk mendukung penguatan ekonomi berbasis damar.
• Integrasi Program Nasional. Memanfaatkan Koperasi Merah Putih sebagai wadah pengelolaan komoditas damar.
Damar adalah jawaban lokal untuk kesejahteraan yang berkelanjutan. Program ini tidak hanya memakmurkan masyarakat, tetapi juga menjaga hutan dan mendukung perlindungan iklim. Dengan komitmen bersama, harta karun hijau SBB ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang sesungguhnya. (V374)