Foto : Waka Polda Maluku Pimpin Giat Audiensi Bersama Perangkat Desa Hitu, Hitu Lama, Hunut, Waiheru
Ambon, Globaltimurnn.com - Kepolisian Daerah (Polda) Maluku menggelar audiensi bersama perangkat desa dari Hunut, Hitu, Waiheru, dan Hitu Lama pada Kamis (21/8/2025).
Pertemuan yang berlangsung di lantai dua ruang rapat PJU Mapolda Maluku ini dipimpin oleh Wakapolda Maluku, Brigjen Pol Imam Thobroni, S.I.K., M.H., didampingi sejumlah pejabat utama Polda Maluku.
Hadir dalam pertemuan tersebut Karo Ops Kombes Pol Ronald Reflie Rumondor, Dir Binmas Kombes Pol Hujrah Soumena, Dansat Brimob Kombes Pol Irfan S.P. Marpaung, Dir Krimum Kombes Pol Dasmin Ginting, Kabid Humas Kombes Pol Rositah Umasugi, serta Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Kombes Pol Dr. Yoga Putra Prima Setya. Dari pihak masyarakat, hadir perwakilan pemerintah desa, tokoh masyarakat, serta pemuda dari keempat negeri.
Wakapolda menyampaikan belasungkawa sekaligus keprihatinannya. Ia menegaskan bahwa persoalan harus diselesaikan dengan kepala dingin, mengedepankan musyawarah, serta menghindari emosi.
Raja Hitu Lama, S. Pelu, S.Sos., menyampaikan permintaan maaf mewakili warganya. Beliau juga mengatakan bahwa pihaknya bersama tokoh adat dan agama telah bermusyawarah untuk mencari jalan terbaik untuk rumah yang terbakar,Serta mengimbau agar persoalan pribadi tidak dikaitkan dengan kelompok atau desa.
Sementara itu, Raja Hitu Mesing, H. Ali Slamet, S.I., M.Si., menegaskan bahwa insiden kemarin bukanlah perintah dari pihak mana pun, melainkan spontanitas masyarakat. Ia berkomitmen ikut membangun komunikasi yang baik antar-pimpinan negeri demi mencegah masalah serupa terulang.
Dari pihak Desa Hunut, Kepala Desa Yondri Kappuw menegaskan kesiapannya menjamin warganya apabila benar ada yang terlibat dalam peristiwa penikaman. Ia juga menyesalkan adanya provokasi di lapangan yang memicu emosi massa. Warga Hunut secara khusus meminta kepolisian mengusut tuntas pelaku penikaman dan pembakaran, menambah personel keamanan, serta mengaktifkan kembali pos penjagaan demi menjamin rasa aman bagi masyarakat, terutama pengungsi yang ingin kembali.
Perwakilan korban, Ketua RT Arter Pattipeiluhu, menambahkan bahwa rumah warga yang terbakar, sebanyak 19 unit, perlu mendapat perhatian pemerintah untuk diganti beserta isinya.
Dari Desa Waiheru, Kepala Desa Usman Ely menyampaikan keresahan warganya dan meminta agar pos keamanan tetap ditempatkan di lokasi rawan. Hal serupa disampaikan perwakilan pemuda Waiheru, Ibrahim Seknum, yang menekankan perlunya pengawasan di sekitar sekolah, khususnya SMK Negeri 3, guna mencegah konflik antarpelajar yang bisa meluas.
Dalam audiensi ini, seluruh pihak sepakat untuk mengedepankan dialog, memperkuat komunikasi antar-negeri, serta bekerja sama dengan kepolisian dan pihak sekolah untuk mencegah potensi konflik di masa depan. Mereka juga meminta Polda Maluku menindak tegas segala bentuk provokasi maupun penyebaran hoaks di media sosial.
Pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut berakhir pada pukul 12.00 WIT dalam suasana kondusif.
Polda Maluku menegaskan komitmennya menindaklanjuti aspirasi masyarakat, memperkuat pengamanan di wilayah rawan, serta terus mendorong penyelesaian masalah dengan cara damai dan musyawarah. (V374)