Foto : Yayasan Sor Silai Tanimbar Tanam Pohon di Weturlely: Dukung Agroforestri dan Ekowisata Berkelanjutan
Latdalam, Globaltimurnn.com - Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Yayasan Sor Silai Tanimbar melaksanakan aksi penanaman pohon buah dan pohon kehutanan di kawasan sumber air Weturlely, Desa Latdalam, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
Kegiatan ini dihadiri oleh Staf Ahli Bupati bidang Pembangunan dan SDM, Somalay Batlayery, mewakili Bupati Kepulauan Tanimbar; Wakapolres Kepulauan Tanimbar Kompol Wilhelmus Bernard Minanlarat; perwakilan Kodim 1507/Saumlaki; Kepala Dinas Pariwisata Imanuel JF Umnehopa; perwakilan Camat Tanimbar Selatan; serta Forkopimcam, Pemerintah Desa Latdalam, BPD, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, pemuda desa, dan sejumlah sahabat jurnalis.
Kegiatan yang dipusatkan langsung di lokasi air Weturlely ini menjadi bagian dari komitmen yayasan dalam mendukung pelestarian lingkungan sekaligus mendorong penguatan ekonomi masyarakat melalui pengembangan agroforestri dan ekowisata berbasis komunitas.
Kawasan Weturlely, yang dalam bahasa lokal Yamdena berarti “air yang keluar dari dalam tanah”, merupakan destinasi alam yang dikenal karena kejernihan airnya, vegetasi yang asri, dan panorama alami yang memukau.
Selain menjadi sumber utama air bersih bagi masyarakat Desa Latdalam, kawasan ini juga telah ditata secara swadaya oleh warga dan pemerintah desa sebagai tujuan wisata berbasis alam dan budaya lokal.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Desa Latdalam aktif mengembangkan kawasan Weturlely sebagai objek wisata alam, Fasilitas seperti gazebo dibangun dengan dukungan dari INPEX Masela Ltd., dan saat ini jalur akses menuju lokasi sedang diperbaiki guna menunjang kenyamanan pengunjung. Namun, seiring meningkatnya aktivitas di kawasan ini, ancaman terhadap kelestarian lingkungan pun meningkat.
Menjawab tantangan tersebut, Yayasan Sor Silai Tanimbar menggagas kegiatan penanaman pohon dengan pendekatan agroforestri, yaitu sistem yang menggabungkan tanaman kehutanan dan tanaman produktif (buah-buahan) untuk menciptakan keseimbangan antara konservasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari permintaan resmi Pemerintah Desa Latdalam pada tahun 2024.
“Kami ingin agar Weturlely tidak hanya menjadi tempat wisata alam biasa, tetapi juga menjadi kawasan konservasi dan ketahanan pangan lokal,” ungkap Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar, Simon Lolonlun
“Dengan pohon-pohon buah yang tumbuh di kawasan ini, wisatawan nantinya bisa menikmati buah segar langsung dari pohonnya atau dalam bentuk olahan lokal yang dijajakan warga.” katanya.
Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar, Simon Lolonlun, menegaskan bahwa pendekatan agroforestri yang diterapkan menggabungkan pelestarian hutan dengan manfaat ekonomi melalui tanaman produktif seperti pohon buah.
“Kami ingin agar Weturlely tidak hanya menjadi tempat wisata alam biasa, tetapi juga menjadi kawasan konservasi dan ketahanan pangan lokal. Dengan pohon buah yang tumbuh, wisatawan bisa menikmati hasilnya, dan masyarakat mendapat manfaat ekonomi langsung.” katanya.
Yayasan Sor Silai Tanimbar adalah salah satu penerima manfaat periode kedua tahun 2025 dalam program tersebut, yang mendukung target nasional FOLU Net Sink 2030, sebuah komitmen Indonesia untuk menjadikan sektor kehutanan sebagai penyerap karbon bersih melalui restorasi dan konservasi.
Dengan pendekatan agroforestri dan semangat pelestarian yang diusung, kegiatan ini diharapkan dapat: Menjaga ekosistem dan keberlanjutan sumber air Weturlely, Menyediakan sumber pangan lokal dari hasil buah-buahan, Mendorong tumbuhnya usaha kecil berbasis wisata dan produk lokal, serta Mewujudkan kawasan wisata edukatif yang lestari dan produktif.
Meskipun tema global Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 adalah “Mengakhiri Polusi Plastik”, aksi ini tetap selaras dengan semangat peringatan tersebut, yaitu menghadirkan langkah nyata untuk menjaga dan memulihkan bumi melalui aksi komunitas.
Yayasan Sor Silai Tanimbar mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda, untuk mengambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan dan penguatan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Weturlely menjadi awal, namun gerakan ini diharapkan dapat menjangkau wilayah-wilayah lain di Kepulauan Tanimbar.
Jenis pohon kehutanan yang ditanam meliputi trambesi, gemelina, lenggua, dan kayu besi. Sementara, jenis pohon buah yang ditanam adalah nangka salak, alpukat serta beberapa jenis pohon mangga.
"Sambutan Pemerintah dan Aparat"
Somalay Batlayery, mewakili Bupati, menekankan pentingnya sinergi multipihak, “Kegiatan ini adalah bentuk nyata komitmen daerah dalam menjaga lingkungan, mengembangkan agroforestri, dan membangun wisata berbasis masyarakat. Kami berharap masyarakat ikut menjaga dan merawat pohon-pohon yang ditanam hari ini.” katanya.
![]() |
Foto : Waka Polres KKT Kompol. Wilhelmus Bernard Minanlarat |
Sementara itu, Wakapolres Kompol Wilhelmus Bernard Minanlarat yang diminta menyampaikan pesan-pesan lingkungan, menggarisbawahi pelestarian lingkungan adalah bentuk iman dan tanggung jawab sosial.
“Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Tuhan yang memberi pertumbuhan. Lingkungan yang bersih adalah bagian dari iman kita,” kata Wakapolres mengutip teks Alkitab.
"Harapan ke Pemerintah Daerah"
Yayasan Sor Silai Tanimbar menyampaikan harapan agar pemerintah daerah untuk : Mendukung penuh pengembangan Weturlely sebagai kawasan agroforestri dan ekowisata strategis, Menyusun kebijakan yang mempermudah akses dan perlindungan terhadap kawasan sumber air, Menfasilitasi pelatihan bagi masyarakat desa dalam pengelolaan wisata dan olahan hasil hutan serta Menjadikan Weturlely sebagai model edukasi lingkungan untuk sekolah-sekolah dan komunitas lokal.
Selain menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Yayasan Sor Silai Tanimbar dan BPDLH, Sekretaris Desa Latdalam, Ruben A. Marian berharap, dukungan semua pihak termasuk pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk rencana pengembangan kawasan Weturlely sebagai sebuah destinasi wisata Agroforestri dan Ekowisata di Tanimbar.
Kegiatan ditutup dengan kampanye aksi: seluruh peserta memegang bibit pohon dan menyerukan pesan lingkungan, “Mari menanam pohon untuk anak cucu kita. Salam Hutan Lestari.”
Dengan tema: "Tanam Pohon, Rawat Alam, Buka Jalan Wisata", kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi dan langkah awal pembangunan berbasis ekologis di seluruh wilayah Kepulauan Tanimbar.