![]() |
Foto : Lokasi Wisata Lokal Boro Boro Kendari Butuh Perhatian Pemerintah, Dinilai Belum Layak |
Kendari, Globaltimurnn.com - Lokasi wisata adalah tempat yang digunakan orang untuk berwisata bersama keluarga, rekreasi, atau piknik, Lokasi wisata dapat berupa tempat wisata alam.
Pendayagunaan sumberdaya alam tersebut adalah dengan menciptakan daerah tersebut menjadi tempat destinasi wisata. Banyak daerah di Indonesia yang dianugrahi sumber daya alam yang eksotis diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam memberikan sumber pendapatan masyarakatnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan sumberdaya yang eksotis menjadi tempat pariwisata.
Pasalnya" sektor pariwisata sangat berperan dalam pembangunan nasional, sebagai tambahan devisa, nemanambah peluang kerja dan pendapatan masyarakat disekitarpun meningkat.
Mengingat pembangunan pada hakekatnya adalah pemanfaatan sumberdaya untuk meningkatkan kesejahteraan, pembangunan pariwisata merupakan salah satu usaha untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dimasyarakat.
Fungsi objek wisata dan sarana pariwisata sangat besar bagi suatu daerah, salah satu fungsi tersebut antara lain memberi pelayanan publik untuk rekreasi, hiburan, olahraga santai/ refresing.
Fungsi lainnya adalah peluang adanya lapangan kerja dan kesempatan berdagang/ berwirausaha bagi masyarakat disekitar objek pariwisata diberbagai sektor antara lain dagang, angkutan, hiburan, jasa, telekominikasi dan lain sebagainnya.
Fungsi yang selanjutnya adalah pengembangan pendidikan, pengetahuan, penelitian, Fungsi lainnya sebagai usaha menambah aset daerah untuk investasi jangka panjang.
Sementara dari pantauan Media ini di lokasi Wisata di Kota Kendari tepatnya pada Lokasi air kali Boro - Boro sangat di sayangkan belum layak memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat.
Dinilai sangat jelek dan kotor atau jorok, terlihat jelas dari lokasi sekitar kali sangat kotor, airnya juga kotor berwarna kecoklatan tidak bersih, kondisi air seperti itu, masyarakat akan mudah terserang penyakit kulit.
Bukan saja itu namun tempat - tempat santai yang di siapkan juga sangat terlihat kotor, tidak terlalu di perhatikan pemilik lokasi.
Kemudian sangat - sangat merugikan pengunjung, karena masuk lokasi sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp. 30.000,- untuk roda empat, belum kendaraan roda dua dan pejalan kaki, nun sayangnya jalan masuk sangat jelek hancur, berbatu dan bahkan becek.
Tidak hanya itu, saat masuk sudah semahal itu dengan fasilitas yang tidak mendukung, parkiran juga harus di bayar padahal hanya parkir di atas rumput yang penuh kotoran hewan sapi, rumah - rumah kecil yang di duduki pengunjung harus di bayar seharga Rp. 300.000,- padahal rumah tersebut jorok, kotor terlihat jijik.
Hal ini jelas - jelas merugikan pengunjung, tidak membawa dampak yang baik bagi pengunjung, setelah dicek ternyata tidak ada perhatian pemerintah untuk membantu mengelolah lokasi tersebut agar lebih bersih, layak dan lebih baik.
Lokasi tersebut setiap hari selalu di minati banyak pengunjung karena merupakan air kali terdekat dari kota Kendari, apalagi pada hari libur Nasional, sekolah atau hari minggu, pemerintah lewat Dinas pariwisata harus melihat akan hal tersebut, sebab hanya di manfaatkan oleh oknum masyarakat yang sengaja memanfaatkan situasi ini untuk mengaitkan keuntungan pribadi.
Salah satu warga masyarakat Kota Kendari yang di temui pada lokasi tersebut mengatakan, dirinya menyesal ketika saat berada di lokasi tersebut karena memakan ratusan ribu uang yang keluar beda dengan lokasi wisata yang pernah di kunjunginya di daerah lain seperti di Maluku itu murah, rumah kecil yang di gunakan untuk duduk hanya membayar Rp. 5000 perak usai gunakan, uang masuk hanya Rp. 10.000,- jalan juga bagus tidak becek dan tidak berbatu. Ungkap sumber yang enggan nanya di mediakan (V374)