Foto : Eks Jemaah Islamiyah Tegaskan Komitmen Transformasi Ideologi Menuju Islam Wasathiyah
Ambon, Globaltimurnn.com – Upaya penguatan ideologi moderat atau wasathiyah terus dilakukan oleh para mantan anggota Jemaah Islamiyah (JI) di bawah pembinaan Densus 88 AT Polri.
Rabu, (15/10/2025). Kegiatan yang Berlangsung Dengan tema tranformasi Ideologi jalan menuju Wasathiyah Membangun Kesadaran Baru Ideologi Sehat dan Moderat Yang di gelar di Ambon, ini menjadi tindak lanjut dari enam poin deklarasi pembubaran JI dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ustadz Para Wijayanto, salah satu mantan Amir JI yang kini aktif dalam program deradikalisasi, menjelaskan bahwa kegiatan hari ini merupakan pelaksanaan dari poin kedua deklarasi, yakni transformasi ideologis dari sikap ekstrem (tatharruf) menuju wasathiyah atau moderasi beragama, yang merupakan ciri utama dari ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.
“Tatharruf artinya bersikap ekstrem, Dalam Islam, ekstrem itu ada dua sisi : ifrat berlebihan dan keras dalam beragama, serta tafrith melalaikan atau mengurangi. Jadi hari ini kami menegaskan komitmen untuk meninggalkan sikap ekstrem, baik dalam berpikir, berperilaku, maupun bertindak, dan beralih menjadi umat yang moderat,” jelas Ustadz Para Wijayanto.
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap enam poin hasil musyawarah dan mufakat pasca pembubaran JI secara nasional pada 30 Juni 2024. Setelah lebih dari setahun berjalan, para eks anggota JI berkomitmen menjaga konsistensi dalam mendukung NKRI.
“Kami bersyukur karena perjalanan lebih dari setahun ini berjalan baik, Kegiatan hari ini adalah bentuk review untuk menegaskan kembali komitmen dan konsistensi kami terhadap poin poin yang sudah disepakati, agar kontribusi terhadap NKRI bisa lebih besar lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ustadz Para menyampaikan bahwa program transformasi ideologis tidak hanya menyasar eks anggota JI, tetapi juga masyarakat umum. Sebab, menurutnya, paham ekstrem tidak hanya ada di kalangan eks narapidana terorisme, namun juga berpotensi tumbuh di tengah masyarakat.
“Masalah ekstremitas ini bukan hanya dialami oleh eks JI. Maka di tahun tahun berikutnya, materi ini juga akan disosialisasikan kepada masyarakat, agar mereka tidak terpapar paham ekstrem yang bisa membahayakan diri sendiri maupun negara,” tambahnya.
Sementara itu, Iptu Irawan Rumasoreng yang mewakili Satgaswil Maluku Densus 88 AT Polri menegaskan bahwa pembubaran JI telah di lakukan secara nasional, termasuk di wilayah Maluku sejak Oktober 2024, Kegiatan kali ini merupakan lanjutan dari pembinaan ideologi yang di lakukan secara berkesinambungan.
“Kami di Maluku sudah melaksanakan pembubaran secara struktural dan ideologis tahun lalu, Sekarang kegiatan ini adalah bagian dari pembinaan berkelanjutan, Kami juga melakukan pendekatan keagamaan dan pemberdayaan ekonomi bekerja sama dengan pemerintah daerah dan berbagai stakeholder,” terang Iptu Irawan.
Ia juga menjelaskan bahwa sejumlah mantan anggota JI kini menunjukkan perubahan positif dan aktif membantu menjaga stabilitas sosial di wilayah Maluku.
Saya sangat mengapresiasi para eks JI. Dalam beberapa konflik sosial kemarin, mereka justru hadir membantu masyarakat dan menjaga agar situasi tetap kondusif, Itu bukti bahwa mereka benar benar berubah dan berkomitmen untuk NKRI,” tuturnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan gelaran ketiga setelah ikrar pelepasan baiat dan pembubaran JI secara nasional di Asrama Haji Ambon tahun lalu, Program ini menjadi bagian penting dari langkah Densus 88 bersama para tokoh agama untuk meneguhkan semangat Islam yang moderat di Maluku. (Za)